Keanekaragaman
(Variasi makhluk hidup)
Keanekaragaman
merupakan suatu gejala yang dapat diamati, suatu fakta yang kehadirannya tidak
dapat kita tolak, dan ini bersifat universal. Dalam setiap makhluk hidup ada
keanekaragaman dalam hal sifat, dan ciri. Misalnya keanekaragaman dalam bentuk
hidup, ukuran, struktur, fungsi, perawakan, dan pada tempat hidup atau
habitatnya. Berbagai kemungkinan yang mendorong bertambahnya keanekaragaman
tumbuhan antara lain faktor genetik, mutasi, adaptasi, kompetisi, dan faktor
lingkungan.
Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang ada di muka
bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuknya ke bentuk
lainnya, sehingga setiap jenis makhluk hidup memperlihatkan kecenderungan
bervariasi. Variasi adalah penampakan dari sifat tertentu
yang menyebabkan satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis.
Variasi adalah hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Berikut ini
dicantumkan beberapa gejala adaptasi :
1.
Homolog
Dua organ (alat tubuh) dikatakan homolog
jika mereka mempunyai asal (secara embriologik) yang sama. Misalnya, alat gerak
(ekstremitas) ikan paus dan kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai
ukuran kekerabatan makhluk hidup.
2.
Analogi
Dua
organ dikatakan analog bila mereka menunjukkan fungsi yang sama. Misalnya,
insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai alat bernafas.
Dua organ ini dikatan analog. Ada satu kaidah evolusi yang mengatakan bahwa
kesamaan struktur dari makhluk hidup yang bukan bersumber dari satu nenek
moyang memiliki persamaan fungsi. Secara singkat dapat dikatakan,”persamaan
struktur, persamaan fungsi”.
3.
Homoplasi
Dua
organ dikatakan homoplastik bila mereka memiliki persamaan bentuk walaupun
asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah hasil (akibat) dari
adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki belakang belalang dan kaki
belakang kuda.
4.
Transformasi
Dua
organ atau lebih dikatankan menunjukkan gejala transformasi bila mereka adalah
homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya, sirip depan ikan paus
(untuk berenang dan berbentuk dayung), sayap burung (untuk terbang dan
berbentuk kipas), dan tangan manusia (untuk memegang dan berbentuk tongkat).
5.
Konvergensi
Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan
berkonvergensi bila mereka berbeda dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk
badannya sangat mirip. Persamaan struktur ini adalah akibat atau hasil dari
adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, amati dan bandingkan semua
hewan laut, yang bersama-sama hidup disuatu lautan. Bentuk tubuhnya semua
seperti kapal selam. Bandingkan bentuk tubuh : ikan hiu, ikan paus, anjing
laut, semua ikan (pisces), dan lumba-lumba. Semua bentuk tubuhnya streamline (seperti kapal selam).
Artinya ujung depan dan ujung belakang lancip.
6.
Disvergensi
Adaptasi gejala yang menunjukkan struktur
yang bervariasi, walaupun mereka sama-sama berasal dari satu nenek moyang, satu
sumber. Inipun adalah akibat dari adaptasi terhadap lingkungannya. Perhatikan
perbedaan struktur antara: kelelawar, ikan paus, lumba-lumba, kanguru, dan
sapi. Bentuk tubuhnya (struktur) sangat bervariasi (berbeda-beda) walaupun
mereka semua termasuk mamalia (hewan menyusui). Inilah yang disebut gejala
divergensi.
7.
Filogeni
Adalah
sejarah perkembangan filum atau takson makhluk hidup (menggambarkan sejarah
keturunan atau silsilah semua makhluk hidup yang sekarang masih ada), misalnya
variasi struktur pada filogeni kuda.
8.
Otogeni
Adalah sejarah perkembangan satu
individu. Misalnya variasi struktur pada ontogeni manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar