Senin, 19 November 2012

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


Keanekaragaman (Variasi makhluk hidup)

            Keanekaragaman merupakan suatu gejala yang dapat diamati, suatu fakta yang kehadirannya tidak dapat kita tolak, dan ini bersifat universal. Dalam setiap makhluk hidup ada keanekaragaman dalam hal sifat, dan ciri. Misalnya keanekaragaman dalam bentuk hidup, ukuran, struktur, fungsi, perawakan, dan pada tempat hidup atau habitatnya. Berbagai kemungkinan yang mendorong bertambahnya keanekaragaman tumbuhan antara lain faktor genetik, mutasi, adaptasi, kompetisi, dan faktor lingkungan.
            Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuknya ke bentuk lainnya, sehingga setiap jenis makhluk hidup memperlihatkan kecenderungan bervariasi. Variasi adalah penampakan dari sifat tertentu yang menyebabkan satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis. Variasi adalah hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Berikut ini dicantumkan beberapa gejala adaptasi :

1. Homolog
        Dua organ (alat tubuh) dikatakan homolog jika mereka mempunyai asal (secara embriologik) yang sama. Misalnya, alat gerak (ekstremitas) ikan paus dan kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai ukuran kekerabatan makhluk hidup.

2. Analogi
        Dua organ dikatakan analog bila mereka menunjukkan fungsi yang sama. Misalnya, insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai alat bernafas. Dua organ ini dikatan analog. Ada satu kaidah evolusi yang mengatakan bahwa kesamaan struktur dari makhluk hidup yang bukan bersumber dari satu nenek moyang memiliki persamaan fungsi. Secara singkat dapat dikatakan,”persamaan struktur, persamaan fungsi”.

3. Homoplasi
        Dua organ dikatakan homoplastik bila mereka memiliki persamaan bentuk walaupun asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah hasil (akibat) dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki belakang belalang dan kaki belakang kuda.

4. Transformasi
        Dua organ atau lebih dikatankan menunjukkan gejala transformasi bila mereka adalah homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya, sirip depan ikan paus (untuk berenang dan berbentuk dayung), sayap burung (untuk terbang dan berbentuk kipas), dan tangan manusia (untuk memegang dan berbentuk tongkat).

5. Konvergensi
        Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan berkonvergensi bila mereka berbeda dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk badannya sangat mirip. Persamaan struktur ini adalah akibat atau hasil dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, amati dan bandingkan semua hewan laut, yang bersama-sama hidup disuatu lautan. Bentuk tubuhnya semua seperti kapal selam. Bandingkan bentuk tubuh : ikan hiu, ikan paus, anjing laut, semua ikan (pisces), dan lumba-lumba. Semua bentuk tubuhnya streamline (seperti kapal selam). Artinya ujung depan dan ujung belakang lancip.

6. Disvergensi
   Adaptasi gejala yang menunjukkan struktur yang bervariasi, walaupun mereka sama-sama berasal dari satu nenek moyang, satu sumber. Inipun adalah akibat dari adaptasi terhadap lingkungannya. Perhatikan perbedaan struktur antara: kelelawar, ikan paus, lumba-lumba, kanguru, dan sapi. Bentuk tubuhnya (struktur) sangat bervariasi (berbeda-beda) walaupun mereka semua termasuk mamalia (hewan menyusui). Inilah yang disebut gejala divergensi.

7. Filogeni
        Adalah sejarah perkembangan filum atau takson makhluk hidup (menggambarkan sejarah keturunan atau silsilah semua makhluk hidup yang sekarang masih ada), misalnya variasi struktur pada filogeni  kuda.

8. Otogeni
   Adalah sejarah perkembangan satu individu. Misalnya variasi struktur pada ontogeni manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar